Saling support dan saling subscribe Subscribe Now!

Biasakan Anak kita Jujur Sejak Kecil

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Mungkin banyak orangtua yang masih belum mengerti pentingnya membiasakan anak jujur sejak kecil. Padahal kejujuran sebagai sebuah sikap baik sangat penting untuk diterapkan sejak dini.

Lantas apa yang dimaksud dengan jujur? Jadi, jujur adalah perilaku lurus hati, berkata sebenar-benarnya, dan tidak berbohong atau mengingkari sesuatu yang seharusnya benar.

Sikap jujur termasuk awal dari kebijaksanaan. Sebagai orang tua, kamu tentu perlu menerapkan cara membiasakan anak jujur sejak kecil. Jika tidak, bisa jadi anak tidak terlatih untuk berkata sejujurnya, apalagi saat dewasa nanti akan banyak tantangan yang perlu disikapi dengan bijak.


Manfaat dan Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak

Setiap perilaku baik pasti memiliki manfaat yang baik pula. Dalam hal kejujuran, anak yang jujur akan memiliki karakter terpuji yang nantinya memberikan banyak keuntungan padanya.

Jadi, mengapa kita harus memiliki sifat jujur? Ada beberapa manfaat dan pentingnya berperilaku jujur antara lain sebagai berikut :

1. Mendukung Keberhasilan

Berperilaku jujur akan membantu anak dalam meraih keberhasilan selama hidupnya. Orang yang berperilaku jujur tentu memiliki prinsip yang dipegang dalam hidupnya. Contohnya untuk terus melakukan kebaikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Orang yang jujur berpeluang besar diberikan kepercayaan oleh orang lain. Hal inilah yang mendorong anak-anak jujur mendapatkan pencapaian yang mereka inginkan.

2. Mendapat Kepercayaan dari Banyak Orang

Anak yang jujur selalu mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukannya. Tentu saja hal ini akan menambah kepercayaan dari banyak orang.

Hidup terasa lebih membahagiakan saat kamu  bisa berhubungan baik dengan banyak orang. Hubungan baik itu kemudian akan mendatangkan kepercayaan. Misalnya saja dalam bekerja, kepercayaan membantumu untuk membangun karier ke posisi yang lebih tinggi.

Nah, inilah yang termasuk dalam keuntungan orang yang jujur. Mengajarkan kejujuran kepada anak sejak dini mampu membuat anak memiliki banyak teman, dipercaya menjadi perwakilan kelas, hingga prestasi lainnya. Selain melatih kejujuran hal ini juga melatih tanggung jawab anak.

3. Hidup Lebih Tenang

Kehidupan anak yang jujur pasti lebih tenang dan damai karena tidak diliputi kegelisahan. Orang yang sering berbohong akan terus-terusan menutupi kebohongan itu. Hingga akhirnya, hidupnya dipenuhi dengan kegelisahan akibat sikap dusta tersebut.

Orang yang jujur tentu terhindar dari kondisi hidup seperti itu. Hidup yang tenang sejak kecil akan membuat anak lebih fokus pada mimpinya, tidak perlu ada kekhawatiran lain. Nah, artinya menerapkan kejujuran sejak dini sangat penting ‘kan?


Cara Menanamkan Nilai Kejujuran pada Diri Anak

Mendidik anak harus dimulai sejak kecil. Contohnya dengan cara membentuk karakter baik pada anak, salah satunya perilaku jujur. Kamu  bisa menerapkan hal-hal berikut untuk membentuk anak sebagai pribadi yang jujur.

1. Mulai dari Diri Sendiri

Saat kecil, anak banyak menirukan (imitasi) sikap, perilaku, bahkan perkataan orang tuanya. Hal ini tidak lain karena orang tua merupakan orang terdekat si anak. Artinya, keseharian anak selalu bersama dengan orang tua.

Inilah saatnya kamu  membentuk karakter jujur pada anak. Mulailah dengan mencontohkan kebiasaan baik. Misalnya saja, saat kamu mengajarkan sesuatu kepada anak, ajarkanlah dengan benar.

Setiap ajaran yang diberikan selalu diingat oleh anak. Artinya, saat kamu  mengajarkan kebenaran, anak pun akan mengikuti hingga dewasa.

Begitu juga sebaliknya. Jika ada sesuatu yang sering ditutup-tutupi, anak bisa saja mengikuti perilaku tersebut. Alhasil, anak enggan terbuka kepada orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagimu membiasakan jujur dari diri sendiri dulu.

2. Membela yang Benar

Saat masih kecil, si anak sering kali bermain dengan teman-teman sebayanya. Tidak jarang terjadi pertikaian di antara mereka. Saat kondisi seperti ini, ajarkanlah pada anak untuk membela yang benar daripada melindungi teman yang salah.

Kamu bisa memberikan contoh secara lisan tentang bagaimana hal yang benar. Dengan begitu, anak akan mulai belajar bahwa lebih baik bersikap jujur karena dampaknya baik untuk diri sendiri.

Hal-hal kecil semacam itu mampu mendorong anak untuk berpikir dan bersikap dengan jujur. Penerapan yang sangat mudah bukan?

3. Hindari Pertanyaan yang Memojokkan Anak

Penerapan perilaku jujur selanjutnya dilakukan melalui respons terhadap perilaku anak. Misalnya saat anak tidak sengaja memecahkan gelas ketika bermain, sebaiknya kamu jangan langsung bertanya, “kamu menumpahkan minuman ke karpet, nak?” Pertanyaan semacam itu terkesan memojokkan si anak.

Alhasil, anak cenderung enggan berkata sebenarnya. Alih-alih bertanya begitu, lebih baik kamu berkata dengan lembut kepada anak untuk segera membersihkan bekas nodanya. Pada saat ini, kamu juga bisa mendampingi anak beberes.

Adanya pendampingan membuat anak merasa dekat dengan orang tuanya. Dengan begitu harapannya anak terdorong untuk mau berkata yang sebenarnya. Ingat, jangan menyalahkan atau memojokkan si anak ya!

3. Membiasakan Anak Berkata Baik dan Menepati Janji

Cara membiasakan anak jujur sejak kecil juga bisa diterapkan langsung melalui perkataan dan perbuatan anak. Misalnya mulai dari mengajarkan anak untuk berkata hal-hal yang baik dan menepati janji.

Kedua perilaku tersebut akan membuat anak terbiasa sehingga ketika sudah berkata, anak akan menepati perkataannya tersebut. Contohnya anak ingin pergi bermain. Namun, kamu memintanya untuk segera pulang sebelum jam 3 sore. Ketika anak mengiyakan dan menepati omongannya itu, di situlah anak sudah mampu bersikap jujur.

Kebiasaan seperti ini perlu diapresiasi agar anak juga bersikap begitu ketika bersama temannya. Untuk permulaan, kamu bisa mendampingi anak saat bermain untuk sekadar memastikan perilaku baik sang anak.

4. Menerapkan Konsekuensi

Meskipun sudah mengajarkan kejujuran, akan ada kondisi saat anak berbohong. Sebagai orang tua tentu kamu mengetahuinya dengan jelas. Nah dalam rangka pembiasaan hidup jujur, terapkanlah konsekuensi atas kebohongan tersebut.

Adanya konsekuensi bisa mendisiplinkan perilaku mereka. Dari konsekuensi itu juga, anak akan mulai menjalankan dan lebih taat. Konsekuensinya bisa berupa teguran, larangan melakukan hal yang anak sukai, ataupun konsekuensi lain dengan tujuan membuat anak jera. Namun, perlu diingat untuk tidak boleh terlalu keras pada anak ya, kamu. 

Namun, konsekuensi juga bisa berbentuk hadiah. Bila anak berbuat baik dan jujur, maka tidak ada salahnya orang tuan membelikan hadiah . Tujuannya agar anak semakin terdorong dan bersemangat bersikap jujur. 

Ciri-Ciri dan Contoh Anak yang Mempunyai Sikap Jujur

  • Penerapan perilaku jujur bisa langsung diamati anak melalui pemberian contoh dari orang tua. Berikut ini adalah ciri anak yang berperilaku jujur yang bisa diterapkan sedini mungkin, antara lain :
  • Berkata benar. Latihlah anak untuk berkata hal yang sebenarnya. Dengan ini artinya si anak sudah menerapkan sikap jujur dalam perkataan.
  • Menepati janji. Setiap janji yang dibuat harus ditepati. Hal ini mencirikan orang tersebut jujur. Jika pun tidak, sebaiknya sertakan alasan yang jelas dan dapat diterima orang lain.
  • Mengerjakan tugas sendiri. Tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memang harus dikerjakan sendiri. Hasil yang anak dapat merupakan kerja keras sendiri. Jika bukan dikerjakan secara mandiri, artinya anak mengingkari tugasnya tersebut.
  • Tidak mencontek saat ulangan. Kejujuran dibuktikan dengan hasil kerja sendiri. Terapkan pada anak untuk selalu jujur ketika ulangan di sekolah.
  • Mengembalikan barang orang lain. Ketika meminjam barang, segeralah kembalikan barang tersebut jika sudah tidak dipakai. Contoh sikap ini dapat membiasakan anak untuk jujur dan disiplin dalam hidupnya.
  • Meminjam barang setelah diizinkan. Perbuatan yang baik salah satunya saat meminjam barang setelah diizinkan oleh pemiliknya. Jika belum diizinkan sama saja dengan mencuri. 
  • Menjaga barang titipan. Jujur seringkali dikaitkan dengan amanah atau kepercayaan. Ketika anak dititipkan barang oleh temannya, jagalah barang tersebut sebaik mungkin, jangan sampai rusak atau bahkan dipinjamkan kepada orang lain.
  • Kebiasaan baik yang diterapkan kepada anak akan membentuk karakter anak hingga dewasa nanti.

Baca juga :

إرسال تعليق

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.