Jika si kecil girang saat Anda dan suami tak ada di rumah, berarti ada yang salah. Si kecil berasumsi bahwa Orang Tua + Rumah = Banyak Aturan. Bisa jadi, gadget jauh lebih asyik ketimbang Anda sebagai orang tua. Ini bahaya.
Lalu muncul pertanyaan, kapan idealnya si kecil diizinkan memegang gadget sendiri? Jawabannya: setelah berusia 12 tahun!
Ada kajian medis dan psikologi mengapa harus di atas 12 tahun. Ini terkuak dalam sebuah talk show beberapa waktu lalu. Psikolog Efnie Indriani, menyampaikan tinjauan kesehatan dan psikologi.
"Idealnya gadget diberikan kepada si kecil setelah berusia 12 tahun. Pada usia itu, fungsi otak depan (frontal lobe) si kecil sudah matang. Saat anak (di bawah 12 tahun) memegang gadget, curiosity atau rasa penasaran si kecil melonjak. Otak akan berpikir: 'Kalau saya menekan tombol ini, layarnya menampilkan apa, ya?" kata Efnie seperti dimuat Tabloid Bintang, Rabu, 30 November 2016.
Ketika frontal lobe belum matang, kemampuan berpikir analitis anak belum maksimal. Itu membuat otak si kecil "terpeleset" untuk mengakses hal-hal yang tidak layak. Ketika otak depan belum matang, habit (kebiasaan) mudah terbentuk karena tidak ada pembatas pada otak.
"Tidak ada filter atau penyaring sehingga habit si kecil tidak terkendali. Selalu ingin dan ingin memainkan peranti gadget. Jika di atas 12 tahun, otak depan menjelma menjadi filter yang membuat si kecil punya kemampuan mengontrol diri," ungkapnya. Sebagai informasi, otak terdiri tiga bagian: otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan terdiri dari cerebrum, thalamus, dan hypothalamus.
Lobus frontal atau frontal lobe merupakan bagian lobus paling depan dari otak besar. Lobus ini terkait erat dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan bergerak, fungsi kognitif, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, mengontrol perasaan, kemampuan bahasa secara umum, bahkan mengontrol perilaku seksual.
Perlahan, masalah akan muncul jika Anda memberikan tablet kepada si kecil. Kadang, ibu yang bekerja pulang dalam kondisi lelah. Ia lupa, si kecil makhluk yang cerdas. Ketika melihat ibunya bekerja, ia mau mandi sendiri. Begitu Sabtu tiba, ia tidak mau mandi sendiri. Maunya dimandikan ibu. Ketika ibu di dapur, ia rewel dan bertingkah. Dalam kondisi lelah, ibu dan bapak lebih suka memberi gadget dengan tujuan, yang penting si kecil mingkem. Titik.
"Orang tua lupa ketika mata si kecil terlalu sering berinteraksi dengan layar gadget, itu memantik radiasi yang bisa menurunkan kemampuan konsentrasi. Ketika melihat banyak warna di layar sentuh, ia menikmati. Ketika membaca buku pelajaran, ia gagal fokus. Mengapa? Karena sudah terbiasa melihat sesuatu yang penuh warna dan bergerak. Ketika tiba-tiba dihadapkan buku bacaan warna hitam putih, konsentrasi menurun. Retina mata terkejut," demikian Efnie mengingatkan.
Yang mengalami ini tak hanya anak-anak. Orang dewasa pun bisa mengalami. Terbiasa menatap gadget, lalu dituntut memperhatikan presentasi klien di kantor, Anda paling banter mampu konsentrasi 15 menit. Setelah 15 menit, kata Efnie, pikiran buyar.